
Jenis Segmentasi Pelanggan: Kunci Memahami Pelanggan Anda

Pernahkah Anda bertanya-tanya, “Kok bisnis ini tahu banget ya apa yang saya mau?” Nah, ini bukan sulap, bukan juga sihir. Ini rahasia segmentasi pelanggan, sebuah alat ampuh yang memungkinkan kita sebagai pebisnis untuk mengelompokkan pelanggan kita ke dalam kategori yang berbeda-beda. Tujuannya jelas: supaya strategi pemasaran kita bisa jauh lebih personal.
Di pasar yang makin ketat persaingannya ini, memahami keinginan dan perilaku pelanggan itu jadi sangat penting. Apalagi di dunia e-commerce dan ritel, di mana setiap jejak digital konsumen bisa jadi harta karun data yang tak ternilai.
Segmentasi pelanggan bukan hanya tentang mengelompokkan orang; ini tentang menciptakan koneksi yang lebih intim dengan konsumen, dengan cara memahami dan memenuhi kebutuhan serta preferensi unik mereka. Tentunya, proses ini akan jauh lebih efisien dan akurat dengan bantuan teknologi. Model seperti RFM (Recency, Frequency, Monetary) dan teknik clustering canggih, misalnya, membantu kita menggali data pelanggan untuk menemukan wawasan berharga. Jika Anda mencari solusi yang mengintegrasikan semua ini untuk bisnis Anda, platform seperti Ripit.id hadir untuk memudahkan proses ini. Model-model ini banyak banget dipakai untuk mengoptimalkan strategi pemasaran yang ditargetkan dan memanfaatkan analisis demografi demi hasil yang maksimal.
Di artikel ini, kita akan sama-sama mengupas tuntas berbagai jenis segmentasi pelanggan, model-model utamanya, dan bagaimana kita bisa menerapkannya di berbagai sektor, termasuk ritel dan e-commerce. Kita juga akan bahas tantangan-tantangan yang mungkin muncul, seperti masalah kualitas data dan privasi, serta bagaimana kita bisa mengatasinya agar bisa memanfaatkan potensi penuh dari segmentasi ini.
Memahami Apa Itu Segmentasi Pelanggan

Segmentasi pelanggan itu ibarat fondasi penting dalam strategi pemasaran modern kita. Dengan memilah-milah pelanggan ke dalam kelompok dengan karakteristik serupa, kita bisa menyesuaikan upaya pemasaran kita jadi jauh lebih efektif. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan kita untuk lebih pas dalam menyelaraskan produk dan layanan dengan apa yang pelanggan butuhkan. Hasilnya? Kepuasan pelanggan dan loyalitas yang meningkat.
Dalam kerangka ini, berbagai model dan teknik clustering—seperti model RFM dan algoritma keren macam K-Means serta DBSCAN—kita gunakan untuk menganalisis perilaku dan sifat pelanggan. Alat-alat ini membantu kita mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang siapa pelanggan kita, lalu mengoptimalkan strategi pemasaran, dan akhirnya membangun hubungan konsumen yang lebih kuat.
Definisi dan Kenapa Ini Penting Banget
Segmentasi pelanggan itu intinya adalah teknik mengelompokkan pelanggan berdasarkan kesamaan karakteristik mereka. Praktik ini memungkinkan perusahaan kita untuk merancang strategi pemasaran yang dipersonalisasi dengan lebih efisien. Dengan memahami karakteristik unik pelanggan, kita bisa lebih luwes dalam menyesuaikan penawaran kita. Ini berarti pemanfaatan sumber daya pemasaran yang lebih efektif dan peningkatan efisiensi yang signifikan.
Wawasan yang kita dapat dari segmentasi ini nggak cuma buat pengembangan produk lho, tapi juga bisa meningkatkan praktik layanan pelanggan, dan bahkan mendorong inovasi di berbagai aspek operasional bisnis kita. Lebih dari itu, strategi segmentasi yang akurat memainkan peran krusial dalam meningkatkan retensi pelanggan karena kita bisa memenuhi kebutuhan dan preferensi unik dari berbagai kelompok pelanggan. Menurut riset dari Deloitte, bisnis yang menerapkan segmentasi pelanggan sering kali melihat peningkatan kepuasan dan loyalitas yang substansial.
Pentingnya segmentasi pelanggan itu meluas kok, nggak cuma di bagian pemasaran saja. Ini memberdayakan perusahaan kita untuk mengoptimalkan efisiensi operasional, meningkatkan profitabilitas, dan membangun hubungan pelanggan yang kuat. Dengan memanfaatkan wawasan ini, kita bisa mengalokasikan sumber daya secara lebih strategis dan menerapkan pendekatan pemasaran yang dipersonalisasi yang benar-benar nyambung dengan audiens kita. Jadi, segmentasi pelanggan itu tulang punggung buat perencanaan strategis, memastikan semua upaya perusahaan selaras dengan kebutuhan dan perilaku pelanggan.
Manfaatnya di Dunia E-commerce dan Ritel
Di ranah e-commerce dan ritel, segmentasi pelanggan itu menawarkan keuntungan yang luar biasa. Coba bayangkan, kita bisa menyesuaikan penawaran khusus untuk pelanggan dengan nilai transaksi tinggi, atau mengembangkan program loyalitas untuk pembeli setia. Ini jelas akan meningkatkan strategi pemasaran kita.
Algoritma clustering memainkan peran penting di sini, membantu kita memahami lebih dalam pola perilaku pelanggan dan memungkinkan penargetan yang sangat presisi dalam upaya pemasaran kita. Hasilnya? Kampanye pemasaran yang lebih efisien dan efektif, nggak cuma hemat biaya tapi juga sangat berhasil dalam membangun hubungan baik dengan pelanggan.
Menerapkan segmentasi pelanggan membantu perusahaan e-commerce dan ritel mencapai peningkatan efisiensi operasional dan peningkatan kepuasan pelanggan. Bayangkan, tidak ada lagi admin yang rekap orderan manual dari WhatsApp ke Excel yang memakan waktu. Dengan menggunakan wawasan segmentasi secara efektif, bisnis dapat mempersonalisasi pendekatan pemasaran, sehingga membina hubungan pelanggan yang lebih kuat dan abadi. Platform seperti Ripit.id dirancang khusus untuk mengatasi kerumitan manual ini, memungkinkan Anda fokus pada pengembangan strategi, bukan hanya rekap data.
Kemampuan untuk mensegmentasi pelanggan juga memungkinkan kita mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif. Dengan mengenali dan memahami beragam kebutuhan basis pelanggan kita, perusahaan kita bisa memastikan investasi yang lebih cerdas dalam strategi pemasaran. Pendekatan yang dipersonalisasi dalam berinteraksi dengan pelanggan ini tidak hanya memaksimalkan profitabilitas tapi juga memperkuat koneksi dengan konsumen, yang pada akhirnya mengarah pada model bisnis yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
Model Kunci Segmentasi Pelanggan
Segmentasi pelanggan itu punya peran krusial dalam membantu kita sebagai pebisnis memahami audiens dengan lebih baik, yang ujungnya mengarah pada strategi pemasaran yang lebih terarah dan efektif. Dengan segmentasi pelanggan, perusahaan bisa banget menyesuaikan penawaran mereka untuk memenuhi kebutuhan spesifik kelompok pelanggan yang berbeda, sehingga meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Di antara berbagai model, model Recency, Frequency, and Monetary (RFM) adalah kerangka kerja yang populer, meskipun memang ada beberapa keterbatasannya. Namun, segmentasi pelanggan yang akurat itu terbukti sangat membantu dalam meningkatkan retensi pelanggan, menawarkan pengalaman yang dipersonalisasi, dan mengoptimalkan pengeluaran pemasaran kita. Plus, visualisasi hasil segmentasi juga memungkinkan kita untuk memahami dan menafsirkan data dengan lebih efektif, memfasilitasi pengambilan keputusan dan perencanaan strategis yang lebih baik.
Model RFM (Recency, Frequency, Monetary)
Model RFM adalah pendekatan klasik yang banyak digunakan di dunia e-commerce untuk mengkategorikan pelanggan berdasarkan perilaku transaksi mereka. Dengan menganalisis recency (kapan terakhir bertransaksi), frequency (seberapa sering bertransaksi), dan monetary value (berapa nilai uang yang dihabiskan), pemasar bisa mendapatkan wawasan berharga tentang loyalitas pelanggan dan kebiasaan belanjanya.
Meskipun sering banget dipakai dalam studi pemasaran database strategis, model RFM ini punya beberapa kekurangan, terutama kapasitasnya yang terbatas untuk mensegmentasi pelanggan secara komprehensif. Walaupun menyoroti aspek-aspek kunci keterlibatan pelanggan, mungkin saja ia tidak menangkap semua dimensi yang diperlukan untuk memprediksi kelanjutan pelanggan secara akurat. Penting juga untuk dicatat, mengintegrasikan kriteria tambahan di samping model RFM bisa memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perilaku pelanggan, dan tentunya akan sangat membantu dalam menyusun inisiatif bisnis kita.
Teknik Clustering
Teknik clustering itu menawarkan cara canggih untuk membagi pelanggan ke dalam kelompok berdasarkan karakteristik dan pola perilaku yang sama. Metode ini sangat membantu bisnis dalam merancang strategi pemasaran yang efektif dengan mengungkap wawasan tentang perilaku pelanggan. Dengan memanfaatkan algoritma seperti K-Means dan variannya (misalnya, K-Means++), organisasi bisa mengelompokkan pelanggan secara efisien. Kuncinya, pastikan data diproses terlebih dahulu dan dinormalisasi, supaya hasil segmentasi kita akurat.
Kualitas cluster ini bisa divalidasi dengan metrik seperti Silhouette Score dan Davies-Bouldin Index, memberikan jaminan atas keputusan segmentasi kita. Lewat clustering ini, perusahaan bisa membangun profil konsumen yang sangat detail, memungkinkan mereka untuk merancang strategi yang bisa memanfaatkan peluang bisnis dan tetap kompetitif di pasar.
Aplikasi Praktis Segmentasi Pelanggan

Segmentasi pelanggan ini, jujur saja, adalah fondasi utama bagi bisnis yang ingin menyesuaikan strategi pemasaran mereka secara efektif. Dengan membagi basis pelanggan menjadi kelompok-kelompok berbeda berdasarkan kebiasaan transaksi dan perilaku, kita bisa memahami pelanggan kita lebih baik dan memenuhi kebutuhan spesifik mereka.
Salah satu teknik yang banyak digunakan adalah penerapan algoritma machine learning seperti K-Means. Di sini, metode clustering seperti Elbow Method digunakan untuk menentukan berapa sih jumlah cluster yang paling optimal. Proses ini sangat membantu bisnis dalam menyempurnakan strategi pemasaran mereka, memastikan strategi tersebut benar-benar nyambung dengan karakteristik pelanggan yang beragam. Untuk lebih lanjut lagi, teknik seperti DBSCAN memungkinkan para pebisnis ritel untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan pola belanja pelanggan tanpa perlu menentukan jumlah cluster di awal, sehingga membuka jalan bagi inisiatif pemasaran yang lebih personal.
Meningkatkan Strategi Pemasaran yang Ditargetkan
Strategi pemasaran yang efektif itu sangat bergantung pada pemahaman pelanggan di level yang sangat detail. Dengan memanfaatkan segmentasi pelanggan, kita bisa menciptakan upaya pemasaran yang lebih presisi dan terfokus. Inti dari ini semua adalah model Recency, Frequency, and Monetary (RFM), yang diperkuat dengan algoritma clustering canggih seperti K-Means.
Penggunaan Elbow Method memastikan segmentasi kita tidak hanya akurat tetapi juga sangat relevan, memungkinkan bisnis untuk fokus pada strategi yang meningkatkan retensi pelanggan dan memaksimalkan ROI.
Segmentasi yang optimal membentuk dasar bagi solusi pemasaran yang disesuaikan, yang bisa memperkuat hubungan pelanggan jangka panjang. Dengan menganalisis data transaksi melalui RFM, perusahaan mendapatkan wawasan berharga tentang pola perilaku pelanggan. Pengetahuan ini membantu kita dalam menyusun strategi pemasaran berbasis data yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini tetapi juga mengantisipasi kebutuhan di masa depan. Hasilnya, kepuasan pelanggan dan loyalitas yang berkelanjutan.
Memanfaatkan Analisis Demografi
Analisis demografi memainkan peran signifikan dalam kerangka yang lebih luas dari segmentasi pelanggan. Meskipun tidak secara eksplisit diuraikan dalam strategi segmentasi standar, jenis analisis ini memberikan wawasan tambahan tentang preferensi dan kebutuhan pelanggan. Biasanya, segmentasi pelanggan mempertimbangkan variabel-variabel seperti kebiasaan transaksi dan pola perilaku, tetapi dengan juga memasukkan elemen demografi, bisnis bisa menyempurnakan strategi mereka agar lebih selaras dengan harapan pelanggan.
Teknik seperti K-Means dan DBSCAN, yang dikenal efektif dalam mengidentifikasi pola perilaku, lebih lanjut meningkatkan kualitas segmentasi ketika data demografi disertakan. Proses segmentasi bisa dioptimalkan melalui metode seperti Elbow Method untuk K-Means atau teknik estimasi densitas untuk DBSCAN, memastikan bahwa setiap cluster secara akurat mencerminkan karakteristik pelanggan yang mendasarinya.
Dengan mengintegrasikan analisis demografi dengan algoritma clustering yang sudah ada, perusahaan bisa mengembangkan strategi pemasaran komprehensif yang tidak hanya inovatif tetapi juga sangat berakar pada realitas pelanggan. Pendekatan terintegrasi ini memastikan pesan pemasaran menjangkau audiens yang tepat, pada akhirnya membina basis pelanggan yang lebih terlibat dan puas.
Aplikasi Spesifik Sektor

Di lanskap pasar yang berkembang pesat saat ini, bisnis semakin beralih ke segmentasi pelanggan untuk menyempurnakan strategi pemasaran mereka di berbagai sektor. Dengan menganalisis perilaku pelanggan secara mendalam, perusahaan bisa merancang kampanye pemasaran yang lebih personal dan efisien yang beresonansi dengan kelompok-kelompok yang berbeda. Proses segmentasi ini memungkinkan bisnis untuk memenuhi preferensi dan kebutuhan unik pelanggan mereka, yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan dan loyalitas.
Melalui penerapan teknik penambangan data seperti algoritma K-Means, perusahaan dapat mengungkap pola-pola yang bermakna dalam data transaksi yang mendorong inisiatif strategis. Dengan mengasah strategi ini, bisnis dapat mencapai efisiensi operasional dan profitabilitas yang lebih besar, pada akhirnya memperkuat posisi kompetitif mereka di industri masing-masing.
Ritel dan E-commerce
Sektor ritel dan e-commerce telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa, sebagian besar didorong oleh adopsi teknik segmentasi pelanggan yang canggih. Para peritel menggunakan algoritma seperti DBSCAN untuk mengidentifikasi pola belanja tanpa perlu menentukan jumlah cluster di awal. Fleksibilitas ini memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam tentang preferensi dan kebiasaan belanja pelanggan.
Selain itu, bisnis sering menerapkan algoritma K-Means, pilihan populer karena efektivitasnya dalam mengelompokkan pelanggan berdasarkan perilaku transaksi. Dengan menangkap variasi dalam recency, frequency, dan monetary value melalui model RFM, peritel dapat menyesuaikan strategi untuk segmen pelanggan yang berbeda.
Menerapkan segmentasi pelanggan membantu peritel menargetkan kelompok tertentu dengan upaya pemasaran yang disesuaikan, yang tentu saja akan meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan menganalisis riwayat transaksi, perusahaan dapat merancang strategi yang lebih tepat, seperti penawaran khusus dan program loyalitas, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan berdasarkan frekuensi pembelian atau nilai transaksi mereka. Ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan pelanggan tetapi juga mendorong profitabilitas dengan menyelaraskan upaya pemasaran dengan preferensi pelanggan. Lebih jauh lagi, visualisasi hasil segmentasi sangat membantu bisnis dalam memahami pola data, sehingga mendukung pengambilan keputusan strategis.
Pasar Online
Pasar online, meskipun tidak secara eksplisit dibahas, mendapatkan manfaat signifikan dari segmentasi pelanggan. Ini adalah kunci dalam meningkatkan strategi pemasaran mereka. Dengan mengkategorikan pelanggan sesuai dengan perilaku pembelian mereka—terutama yang berpusat pada recency, frequency, dan monetary value—pasar dapat mengembangkan upaya periklanan yang lebih terfokus. Algoritma machine learning, terutama K-Means, memainkan peran krusial dalam mengelompokkan data pelanggan secara efektif berdasarkan karakteristik transaksi.
Ketika diterapkan pada data e-commerce, metode clustering seperti K-Means menunjukkan metrik kinerja yang superior, seperti Silhouette Score yang lebih tinggi, dibandingkan dengan alternatif lain. Efektivitas ini memungkinkan pasar online untuk mensegmentasi pelanggan dengan lebih akurat, memberikan wawasan untuk strategi pemasaran yang ditargetkan. Upaya seperti penawaran khusus atau program loyalitas yang ditingkatkan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan mendongkrak kinerja bisnis. Dengan memvisualisasikan hasil segmentasi, pengecer online mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang perilaku dan preferensi pelanggan, yang pada akhirnya mendukung pengambilan keputusan yang presisi dan meningkatkan keunggulan kompetitif.
Industri Logistik
Meskipun industri logistik tidak secara langsung dibahas dalam informasi latar belakang, penerapan segmentasi pelanggan tetap relevan di seluruh sektor, termasuk logistik. Segmentasi pelanggan dalam logistik dapat memfasilitasi pengiriman layanan yang lebih baik dengan memahami kebutuhan dan prioritas yang berbeda dari kelompok pelanggan yang berbeda. Mirip dengan ritel, bisnis logistik dapat menggunakan algoritma clustering seperti K-Means untuk mensegmentasi klien berdasarkan kebiasaan transaksi dan preferensi.
Dengan mengevaluasi data transaksi, perusahaan logistik dapat mengidentifikasi pola yang menginformasikan rute layanan yang lebih efisien, penawaran layanan yang disesuaikan, dan strategi keterlibatan pelanggan yang lebih baik. Pemahaman komprehensif tentang perilaku pelanggan memungkinkan penyedia logistik untuk mengoptimalkan operasi mereka, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan tingkat kepuasan layanan. Melalui segmentasi, perusahaan logistik dapat menyelaraskan layanan mereka dengan harapan pelanggan, membina hubungan jangka panjang, dan meningkatkan retensi pelanggan. Memanfaatkan alat analisis data canggih membuka jalan bagi perusahaan logistik untuk tetap kompetitif dan responsif di pasar yang dinamis.
Tantangan dalam Segmentasi Pelanggan

Di dunia yang digerakkan oleh data saat ini, segmentasi pelanggan adalah pondasi utama untuk menyusun strategi pemasaran yang efektif. Namun, perjalanan ini tentu tidak lepas dari tantangan. Model seperti RFM, yang menilai recency, frequency, dan monetary value, seringkali kurang mampu memberikan wawasan berkelanjutan karena sifatnya yang statis dan potensi segmentasinya yang terbatas.
Seiring dengan terus berkembangnya sektor e-commerce, ada peningkatan permintaan untuk teknik segmentasi inovatif yang bisa lebih baik lagi mengatasi kebutuhan pelanggan yang kompleks. Lembaga keuangan, misalnya, menghadapi tantangan rumit dalam mensegmentasi pelanggan berdasarkan perilaku penggunaan kartu kredit yang bervariasi. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko penipuan sekaligus memenuhi harapan pelanggan.
Selain itu, penggunaan metode pembelajaran mesin canggih menjadi sangat penting. Algoritma seperti K-Means, K-Medoids, dan Fuzzy C-Means sering dibandingkan efektivitasnya dalam mengatasi hambatan segmentasi. Visualisasi hasil segmentasi adalah aspek esensial lainnya, karena ini meningkatkan pemahaman dan memfasilitasi pengambilan keputusan, pada akhirnya membantu bisnis dalam mengatasi tantangan segmentasi.
Masalah Pengumpulan dan Kualitas Data
Keberhasilan segmentasi pelanggan sangat bergantung pada kualitas data yang dikumpulkan, karena ini adalah fondasi untuk memahami karakteristik pelanggan. Biasanya, ini melibatkan analisis riwayat transaksi untuk mengukur metrik recency, frequency, dan monetary. Namun, kualitas data yang buruk bisa banget memutarbalikkan hasil, yang akhirnya mengarah pada hasil segmentasi yang tidak akurat.
Data berkualitas tinggi sangat penting, terutama ketika menggunakan algoritma seperti K-Means, yang sangat bergantung pada data yang bersih dan presisi untuk membentuk cluster pelanggan yang bermakna. Lebih lanjut, pemilihan parameter yang tepat dari kumpulan data menjadi sangat penting dalam menentukan pembentukan cluster yang akurat. Untuk mengatasi masalah ini, alat visualisasi sering digunakan untuk meningkatkan interpretasi data. Representasi grafis ini tidak hanya menyederhanakan data yang kompleks tetapi juga membantu dalam proses pengambilan keputusan yang terinformasi, memastikan bahwa bisnis kita secara efektif menangkap dan memanfaatkan wawasan pelanggan.
Menjaga Privasi Pelanggan
Meskipun menjaga privasi pelanggan itu sangat krusial, ini juga menghadirkan tantangan signifikan dalam ranah segmentasi pelanggan. Dalam upaya kita untuk mensegmentasi pelanggan secara efektif, kita harus bisa menyeimbangkan garis tipis antara mengakses data pribadi yang detail tanpa mengkompromikan privasi. Ini jadi makin rumit karena model segmentasi yang lebih canggih menggunakan volume besar data pribadi untuk mencapai hasil yang presisi.
Memastikan langkah-langkah perlindungan data yang kuat itu sangat penting, karena kepercayaan adalah pondasi loyalitas pelanggan. Organisasi perlu menerapkan kebijakan data yang transparan dan menggunakan praktik penanganan data yang aman. Dengan melakukan itu, kita tidak hanya mengurangi risiko privasi tetapi juga membangun kepercayaan pelanggan dan meningkatkan kepuasan secara keseluruhan. Meskipun informasi latar belakang tidak membahas secara mendalam tentang menjaga privasi pelanggan, pertimbangan umum ini menekankan pentingnya privasi sebagai faktor yang tak terpisahkan dalam strategi segmentasi yang berhasil.
Mengatasi Silo Segmentasi
Mengatasi silo segmentasi adalah langkah penting dalam perjalanan segmentasi pelanggan. Silo-silo ini sering muncul dari sumber data yang berbeda dan proses organisasi yang terfragmentasi, yang akhirnya membatasi pemahaman yang kohesif tentang perilaku pelanggan. Bayangkan betapa frustrasinya jika Anda bingung menganalisis data pelanggan, ‘sudah order keberapa ini ya?' atau ‘produk apa yang mulai gak perform?'. Ini adalah masalah yang bisa diatasi dengan custom report dan analisis data mendalam, seperti yang disediakan oleh Ripit.id, yang membantu merapihkan dan mengkategorikan data secara otomatis.
Algoritma K-Means muncul sebagai solusi populer, memfasilitasi pengelompokan pelanggan yang efektif berdasarkan pola transaksi dan mengungkapkan karakteristik pelanggan yang rumit. Teknik seperti Elbow Method membantu menentukan jumlah cluster yang optimal, meningkatkan relevansi dan akurasi proses segmentasi. Selain itu, menggabungkan model segmentasi seperti model RFM dengan metode canggih lebih lanjut memperkaya kualitas wawasan.
Dalam berbagai studi, K-Means telah menunjukkan keunggulan dibanding K-Medoids dan Fuzzy C-Means, dengan metrik seperti Silhouette Score, Davies-Bouldin Index, dan Calinski-Harabasz Index menggarisbawahi efektivitasnya. Visualisasi data tersegmentasi tetap esensial dalam menjembatani silo-silo ini, memungkinkan kita untuk menerjemahkan poin data yang kompleks menjadi strategi pemasaran yang dapat ditindaklanjuti, sehingga membina pendekatan yang lebih terintegrasi untuk memahami pelanggan.